Penduduk
Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang semula dihuni orang-orang suku
laut, dalam perjalanan sejarah yang panjang membentuk proses kulturisasi
dan akulturasi. Orang-orang laut itu sendiri berasal dari berbagai
pulau. Orang laut dari Belitung berlayar dan menghuni pantai-pantai di
Malaka. Sementara mereka yang sudah berasimilasi menyebar ke seluruh
Tanah Semenanjung dan pulau-pulau di Riau. Kemudian kembali dan
menempati lagi Pulau Bangka dan Belitung. Sedangkan mereka yang tinggal
di Riau Kepulauan berlayar ke Bangka. Datang juga kelompok-kelompok
Orang Laut dari Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Pada gelombang
berikutnya, ketika mulai dikenal adanya Suku Bugis, mereka datang dan
menetap di Bangka, Belitung dan Riau. Lalu datang pula orang dari Johor,
Siantan yang Melayu, campuran Melayu-Cina, dan juga asli Cina, berbaur
dalam proses akulturasi dan kulturisasi. Kemudian datang pula
orang-orang Minangkabau, Jawa, Banjar, Kepulauan Bawean, Aceh dan
beberapa suku lain yang sudah lebih dulu melebur. Lalu jadilah suatu
generasi baru: Orang Melayu Bangka Belitung.
Bahasa yang paling dominan digunakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Bahasa Melayu yang juga disebut sebagai bahasa daerah, namun seiring dengan keanekaragaman suku bangsa, bahasa lain yang digunakan antara lain bahasa Mandarin dan bahasa Jawa.
Bahasa yang paling dominan digunakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Bahasa Melayu yang juga disebut sebagai bahasa daerah, namun seiring dengan keanekaragaman suku bangsa, bahasa lain yang digunakan antara lain bahasa Mandarin dan bahasa Jawa.